Oleh MB. FIRDAUS
PADA tahun 1985, diluncurkan pesawat ulang-alik Discovery, yang membawa antariksawan Arab pertama Pangeran Sultan Salman Abdulaziz A-Saud dari Saudi Arabia, sebagai payload specialist untuk meluncurkan satelit komunikasi dunia Arab, mengambil foto Semenanjung Arab, dan membuat observasi Bulan secara teliti.
Bagi para ilmuwan Islam Abad Keemasan--yang meletakkan landasan bagi eksplorasi antariksa saat ini--satelit tersebut mungkin saja membuat mereka takjub, akan tetapi tugas-tugas yang dilakukan Sang Pangeran secara keseluruhan tidaklah asing. Mereka juga berpengetahuan luas mengenai ilmu optik, astronomi dan juga pakar dalam menentukan posisi benda-benda langit.
Namun dari sekian banyak observasi, penemuan dan kajian--terutama dalam ilmu astronomi--para ilmuwan Islam Abad Pertengahan tidak pernah melupakan tujuan utama dari apa yang mereka dapatkan selain sebagai sarana beribadah dan mempertebal iman kepada Sang Penguasa Alam Semesta, Allah SWT.
Observasi Bulan, contohnya, dari dulu hingga kini penting bagi kaum Muslimin, terutama untuk keperluan keagamaan seperti menentukan bulan baru dalam menandai awal dan akhir ibadah puasa di bulan Ramadan dan menentukan tanggal pergi haji--dua dari rukun Islam yang wajib dikerjakan oleh seluruh Muslim.
Penentuan langit juga muncul dari keperluan religius untuk menentukan koordinat kota-kota dengan akurat sehingga kaum Muslimin dapat menentukan arah kiblat (Mekkah), arah seluruh Muslim menghadap ketika melakukan salat lima waktu.
Penentuan kiblat secara matematis, contohnya, merupakan satu dari masalah-masalah dalam astronomi sferik (bola) yang dihadapi para astronom dan ahli matematika Abad Pertengahan. Penyelesaian trigonometri akhirnya ditemukan, ini merupakan prestasi yang cukup tinggi. Seyogianya kaum Muslimin berterimakasih pada upaya seorang Al-Khalili dari Syria yang pada abad ke-14 berhasil menentukan koordinat sejumlah besar kota dalam derajat dan menit secara akurat.
Trigonometri sendiri, terutama yang dikembangkan orang-orang Arab, merupakan fundamen untuk penghitungan orbit-orbit planet selain pemetaan Bumi. Sehingga tidak aneh bila tabel-tabel arah kiblat di Abad Pertengahan sering mencapai akurasi yang tinggi. Terbukti, observasi yang teliti dan kemampuan menemukan solusi secara matematis merupakan dua kekuatan utama bagi iilmuwan Muslim di Abad Pertengahan.
Tak dapat disangkal, para ilmuwan Muslimlah yang pertama kali mengungkapkan keraguan mengenai sistem Ptolemeus (teori yang mengatakan Bumi merupakan pusat alam semesta) melalui realitas observasi yang memuncak dalam penemuan-penemuan Nicolaus Copernicus, Tycho Brahe dan Johannes Kepler selama abad ke-15 hingga 17. Dan keragu-raguan tersebut telah ditransfer kepada para ilmuwan Eropa dari Spanyol lewat terjemahan-terjemahan di abad ke-12 dan 13.
Salah satunya adalah Al-Battani, yang oleh para penterjemah Eropa disebut Albagtegni[us], pada abad ke-9 ia menulis sejumlah besar topik sains dan beberapa hasil observasinya yang menentang dogma-dogma Ptolemik yang kala itu sangatlah dipuja-puja. Seperti topik mengenai terjadinya gerhana cincin (annular eclipse), bahasan mengenai titik terjauh tata surya (solar apogee), dan juga mengoreksi jumlah orbit planet, menentukan kebenaran dan arti orbit matahari, yang kesemuanya bertentangan dengan pendapat Ptolemeus.
Para astronom Muslim lainnya yang juga bertentangan dengan Ptolemeus, adalah fisikawan Muslim terbesar: Ibnu Al-Haytham, yang dalam literatur barat disebut Alhazen. Al-Haytham berpendapat, galaksi Bimasakti jaraknya cukup jauh dari bumi, ini sekaligus menentang pendapat Aristoteles. Ibnu Haytham juga dapat memperkirakan tinggi atmosfer bumi sebesar 52.000 langkah (satu langkah kira-kira 1 meter).*
Foto: flickr.com/Iqbal

"Apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan?" (QS. Al-Ghaasyiyah: 17)`
PENCIPTAAN unta adalah keajaibannya itu sendiri. Unta bukan saja tampak sebagai hewan yang indah. Tetapi begitu sempurna untuk keperluan di mana ia bisa bertahan hidup. Ini semacam hadiah dari Allah. Tanpa unta, tak seorang pun dapat bepergian di padang pasir, yang merupakan bagian terbesar dari daratan bumi, di sana tidak hanya sulit untuk bertahan hidup, tetapi juga sukar untuk dijadikan tempat tinggal.
Seluruh sosok unta praktis untuk bertahannya hewan ini dan untuk pelayanannya kepada manusia. Lihat saja, telapak kaki unta, walaupun berkuku, memiliki bantalan besar yang bisa melebar di atas pasir lembut, untuk menahan hewan ini terbenam ke dalamnya. Mukanya dirancang sebagai perlindungan dari terik matahari dan pasir. Alis yang tebal, kelopak mata berat dan bulu mata tebal semuanya berfungsi menjaga diri dari terpaan pasir, dan bahkan memiliki kelopak mata ketiga yang bisa menutup dalam badai besar. Lubang hidungnya dilengkapi otot-otot khusus yang bisa menutup untuk menghindari hembusan debu pasir. Di bagian luar dan dalam telinga juga memiliki rambut-rambut yang tebal, untuk menjaga diri dari masuknya kotoran dan pasir ke dalamnya, yang mungkin bisa menyebabkan infeksi.
Punuk yang menjadi ciri khas unta sebenarnya merupakan gumpalan lemak, yang digunakan sebagai sumber energi cadangan ketika makanan sulit didapat. Punuk ini akan mengkerut ketika tidak ada makanan, namun setelah itu unta masih bisa tetap bertahan untuk beberapa hari. Karena makanan sukar didapat di gurun pasir, unta harus dapat makan apapun (bahkan tenda sekalipun). Ketika pakan sudah tersedia lagi, punuk akan dibentuk lagi dengan sempurna. Mulut unta sangat alot sehingga ia dapat menggigit dan mengunyah tanaman kaktus berduri tanpa melukai mulutnya.
Yang luar biasa dari unta ini adalah bagaimana unta bisa kompromi dengan suhu panas dan kekurangan air. Unta memiliki sistem metabolisme yang lambat, sehingga energi yang ada digunakan dengan cara lambat pula. Suhu tubuh normalnya memiliki rentang yang lebar. Siang hari unta bersuhu 94 derajat celsius dan petang hari suhunya mencapai 105 derajat celsius (bayangkan, bila suhu normal manusia antara 98 dan 101 derajat celsius, tentunya kita akan jatuh sakit). Unta memiliki bulu-bulu yang keras, sebagai perlindungan dari cahaya matahari langsung, unta juga memiliki kemampuan berkeringat --sedikit binatang yang memiliki kemampuan seperti ini. Berkeringat adalah sistem pendinginan tubuh yang sangat efisien, karena cairan yang penting sedikit yang hilang. Lagipula, unta tidak berkeringat hingga suhu tubuhnya mendekati batas atasnya.
Tak ada makhluk lain yang dapat memproses air dengan cara seperti ini. Proses ini tidak menghilangkan air dan darah, tapi hanya dari jaringan. Dengan demikian darahnya tetap seperti biasa, cukup untuk sirkulasi dan menurunkan suhu tubuh. Yang patut diteladani dari unta, ia tidak memiliki sifat "aji mungpung", hanya akan minum ketika diperlukan dan hanya mengganti apa yang hilang. Bila hewan ini kehilangan 5 galon setelah dua hari, ia akan minum 5 galon dan pergi begitu saja. Sama sekali ia tidak akan minum lagi walaupun di musim hujan.
Uniknya, unta secara cepat bisa mengganti seluruh air yang hilang--25 galon dalam waktu yang sangat singkat. Binatang lain minum dengan cara begitu cepat bisa-bisa mati karena keracunan air. Unta betul-betul binatang yang luar biasa!
Ketika kita bercermin dari penciptaan binatang unta, seperti yang Allah perintahkan, kita tak akan mampu menyamainya kecuali takjub pada cara Allah menciptakan makhluk yang cocok dengan tempatnya, begitu sempurna. (MB Firdaus/sumber: ummah.com)***
IRAK sesungguhnya adalah bangsa besar karena sejarahnya dimulai dari Mesopotamia, dataran amat subur antara Sungai Eufrat dan Tigris. Merekalah yang berjasa meletakkan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan peradaban. Nenek moyang bangsa Irak menempati Mesopotamia sejak tahun 7000 sebelum masehi (SM).
Kira-kira tahun 3500 SM, hiduplah bangsa Sumeria di daerah rawa-rawa bagian selatan. Merekalah pengembang peradaban yang amat mengagumkan. Manakala wilayah lain di muka bumi ini masih berada dalam kegelapan, Mesopotamia sudah menjdi pusat peradaban manusia yang sudah mengenal dan menguasai pengetahuan dan teknologi logam, ilmu pemerintahan dan kemasyarakatan, ilmu perang, mengembangkan sistem irigasi serta membuat karya-karya arsitektur yang amat mengagumkan.
Di sana, ilmu pengetahuan maju pesat, para ahli perbintangan merancang kalender berdasarkan pergerakan bulan, pemikir mengembangkan konsep matematika kompleks dan bahasa tulis baik untuk perdagangan maupun sastra.
Masa keemasan Mesopotamia, terjadi ketika adanya peleburan suku pendatang Amorit dengan Sumeria dengan Babylon sebagai ibukotanya.
Raja yang paling menonjol di zaman ini adalah Hammurabi (1792-1759 SM), yang menyatukan kota-kota penting di seluruh Mesopotamia dan menerapkan undang-undang yang dikenal dengan Code Hammurabi, merupakan produk hukum tertua yang pernah dibuat manusia.
Pada 689 SM, Babylon dihancurkan oleh bangsa Asiria. Tapi kemudian dibangun kembali oleh Raja Nebuchadnezzar II (605 - 562 SM) menjadi kota terindah dan termodern pada zamannya. Raja ini pula yang membangun "Taman Gantung Babylonia", satu dari tujuh keajaiban dunia yang telah hancur.
Konon, Taman Gantung Babylon (The Hanging Gardens of Babylon) dibangun Raja Nebuchadnezzar II dalam rangka menyenangkan istrinya, Amytis yang kerap rindu pada kampung halamannya, Media yang dikenal hijau, dikelilingi bukit dan pegunungan.
Kerajaan Mesopotamia kuno berakhir ketika Kerajaan Persia di bawah Raja Cyrus tahun 539 SM menduduki Babylonia, dan menjadikannya sebagai provinsi terkaya di Kerajaan Persia.
Peradaban terakhir yang paling kuat bercokol di kawasan ini adalah peradaban Islam yang mengalami masa keemasan hingga 600 tahun sebelum akhirnya ditaklukkan cucu Genghis Khan, Hulagu Khan dari Mongolia pada tahun 1258.
Demikianlah "Taman Firdaus" yang diapit Sungai Eufrat dan Tigris itu sepanjang sejarahnya selalu menjadi incaran para penakluk. Perang dan pergolakan konflik seolah tiada henti hingga kini AS masih menjajah Negeri 1001 Malam ini. (MB Firdaus)***
Foto: Raja Nebuchadnezzar di Taman Gantung, lukisan karya E. Wallcousins

Allah menghalalkan bagi mereka yang baik-baik dan mengharamkan bagi mereka yang buruk. (QS 7: 157)
ISLAM mengajarkan dua hal penting yang fundamental yaitu halal dan haram, khususnya menyangkut soal makanan. Mengapa Allah menghalalkan satu makanan dan mengharamkan yang lain? Tentunya ada alasan Allah mensyariatkan masalah itu. Pada dasarnya demi kepentingan dan keuntungan umat manusia semata, sebab sesuatu yang diharamkan itu sudah pasti berdampak buruk, dan yang dihalalkan mengandung manfaat.
Dampak yang paling nyata adalah dalam peribadatan. Yaitu doa orang yang memakan makanan haram, tidak diterima Allah SWT. Dalam suatu hadits disebutkan: "Tiap daging yang tumbuh dari makanan haram, maka ia akan masuk neraka."
Di dunia tasawuf, makanan halal dan sehat/baik (halalan thoyiban), berperan terhadap kebersihan hati. Ini karena makanan bisa menjadi penghalang antara seorang hamba dengan Allah. Ada seorang sufi kenamaan bernama Shihabuddin Syuhrawardi yang mengatakan, untuk dekat dengan Allah, orang harus melakukan perenungan dan menghindari dari makanan haram. "Makanan haram bukan semata-mata karena jenisnya haram seperti babi, bangkai, dan sebagainya tapi juga termasuk bagaimana cara memperolehnya apakah dengan cara halal atau haram?
Ditinjau dari perspektif nutrisi, tuntutan Islam dalam hal makanan halal tentu saja ada korelasinya. Menurut para ahli gizi, makanan yang diharamkan atau yang dihalalkan Islam, dapat dipertanggung jawabkan sesuai ilmu gizi. Sebagai contoh, darah diharamkan dalam Islam. Dipandang dari segi medis, darah berperan penting dalam sistem pengangkutan zat-zat makanan, selain juga mengangkut bahan beracun atau penyakit. Jika hewan mengidap penyakit tertentu seperti Salmonella sp maupun virus hepatitis A, jelas hal ini mengundang risiko bagi manusia yang memakannya. Itulah mengapa bangkai dan darah dianggap haram dalam Islam.
Lalu bagaimana dengan haramnya babi? Banyak ahli mengungkapkan, daging babi memiliki kandungan lemak yang tinggi, sehingga bagi yang mengonsumsinya, terutama yang terus menerus dan berlebihan berisiko tinggi terkena penyakit yang diakibatkan obesitas (kegemukan). Lemak yang tinggi mengakibatkan kolesterol darah tinggi sehingga berpeluang terserang penyakit jantung.
Bagaimana halnya dengan makanan yang dihalalkan? Sebut saja beberapa ayat yang menghalalkan makanan yang ada di laut, ikan umpamanya. Terbukti dari berbagai riset, ikan memiliki keunggulan protein dibandingan dengan hewan lainnya. Para ahli menyebutkan ikan laut memiliki kandungan omega 3 yang tinggi berpotensi mengurangi risiko penyakit jantung dan hipertensi juga menambah kecerdasan anak. Begitu juga dengan biji-biian yang disebutkan dalam Al-Quran. Biji-bijian seperti kedelai dipercaya dapat mengurangi risiko serangan jantung dan darah tinggi.
Jadi apa yang dihalalkan Islam itu memang mengandung manfaat bagi manusia. Namun perlu diingat, yang halal belum tentu baik atau menyehatkan bila dikonsumsi secara berlebihan. Dalam hal ini konsep "halalan thoyiban", halal dan menyehatkan, menjadi sangat penting. Makanan halal bisa dikonsumsi secara berlebihan bisa berubah menjadi "haram", karena apapun kalau dilakukan secara berlebihan jadi tidak baik. Halalan thoyiban juga mengandung makna adanya keseimbangan dalam pola makan, tidak melulu hewani tapi juga buah-buahan dan sayuran yang mengandung serat untuk kelancaran dan kesehatan pencernaan.
Akhirnya perlu direnungkan hadits riwayat Bukhari di bawah ini: "Hendaklah kamu sekalian takut akan besarnya perut yang dipenuhi makanan dan minuman, karena sesungguhnya hal itu suatu kerusakan buat tubuh yang dapat mewariskan penyakit dan malas mengerjalan salat, dan hendaklah kamu sekalian hidup sederhana dalam hal makan dan minum, karena sesungguhnya hidup sederhana itu lebih baik buat tubuh dan terjauh dari pemborosan." (MB Firdaus)***Foto: flickr.com/benzadrine
Barang siapa bersarapan setiap hari tujuh buah kurma ajwah maka ia tidak akan ditimpa pada hari itu oleh racun ataupun sihir. (HR Bukhari dari Saad bin Abi Waqqash)
KURMA merupakan salahsatu buah yang keberadaanya identik dengan tibanya bulan suci Ramadhan. Bukan hanya karena biasa dikonsumsi Nabi Muhammad SAW (Sunnah Nabi) setiap menjelang berbuka puasa, tapi juga diyakini memiliki khasiat menyehatkan badan dan menangkal berbagai penyakit.
Dalam kitab suci Al-Quran dan Hadist Nabi, banyak keterangan yang menyebutkan pentingnya pohon yang satu ini. Di dalam Quran, disebutkan sebanyak 29 kali dan disebut sebagai "Pohon yang Diberkati". Ketika Nabi membangun mesjid di Madinah, pilar-pilarnya dibuat dari batang pohon kurma dan atapnya dari daun-daunnya. Di samping itu Nabi juga pernah mengunyah sebuah kurma untuk anak Abu Musa yang masih bayi.
Sementara itu, wanita-wanita Arab telah lama mengonsumsi kurma ketika mereka hamil atau waktu merawat anaknya, untuk mendapatkan berbagai vitamin dan energi yang mereka butuhkan.
Dalam Al-Quran, surat 19 (Maryam), ayat 23-25, selama kelahiran Nabi Isa A.S., Maryam dituntun pada sebuah pohon kurma dan memakannya untuk mengurangi sakit waktu melahirkan.
Dari keterangan Al-Quran dan Hadits Nabi, sudah cukup menunjukkan akan keutamaan makanan tersebut. Apalagi diperkuat dengan hasil penelitian secara alamiah.
Pohon kurma (Phoenix dactylifera atau Nakhla dalam bahasa Arab) merupakan pohon tertua yang diketahui dibudidayakan oleh manusia (3000 tahun sebelum masehi). Pohon ini paling baik beradaptasi di daerah kering dan semi-kering. Pohon kurma menghasilkan buah dalam keadaan kering, semi-kering atau lembut teksturnya. Pohon yang bernilai ekonomi tinggi ini mulai bisa berproduksi sekitar usia 7 tahun dan memberikan keuntungan yang berlimpah rata-rata untuk jangka waktu 75 tahun, walaupun pohon itu sendiri bisa hidup sampai usia 150 tahun.
Kurma banyak tumbuh di negara-negara Irak, Iran, Pakistan, Saudi Arabia, Maroko, Aljazair, Tunisia, Mesir, dan juga tumbuh di beberapa daerah seperti Australia, Amerika Serikat dan Meksiko.
Buah yang kaya akan nutrisi ini, lebih dari 65% tersusun dari gula. Kurma juga sumber protein mengandung unsur-unsur besi, kalsium, kalium, fosfat, natrium, tembaga, seng termasuk juga vitamin-vitamin: niacin, thiamin, riboflavin, biotin, asam folik dan asam askorbat. Kurma sedikit kandungan lemaknya, bebas kolesterol, tinggi akan karbohidrat dan serat.
Karena kurma mengandung kadar gula yang tinggi, ia menyediakan sejumlah kalori penting yang segera tersedia setelah proses pencernaan, karena hampir seluruh varietas kurma mengandung glukosa dan fruktosa. Glukosa dan fruktosa merupakan jenis gula yang mudah larut dalam air dan cepat diserap dalam darah kemudian secara spontan ditransfer ke sel-sel untuk menghasilkan energi bagi tubuh. Inilah salah satu alasan mengapa buah korma dianjurkan sebagai makanan pembuka untuk buka puasa (ifthar).
Berbagai penelitian juga dilakukan untuk meneliti manfaat-manfaat medis yang mungkin dari mengonsumsi kurma, seperti sebagai analgesik atau sebagai suplemen bagi orang penderita hypokalemia, penyakit akibat rendahnya tingkat kalsium.
Kurma merupakan salah satu buah yang mengandung protein, kandungan lemaknya pun sedikit sehingga sebagian besar energi disediakan oleh karbohidrat. Alhasil, kurma membantu dalam menurunkan gugus ketone dalam darah dan dipandang sebagai sumber energi yang lebih baik untuk pasien pengidap tekanan darah tinggi, stroke, penyakit jantung, kanker.
Selain itu, dilihat dari komposisi yang terkandung di dalamnya, kurma berpotensi mengatasi osteoporosis (kalsium, fosfat), terapi hormon (boron), dan efektif sebagai laxative (serat). (MB Firdaus)***
Photo Source : www.flickr.com/rafeek manchayil
LAUT Mati, daerah paling rendah di bumi.* Foto: flickr.com/justavessel
EMPAT belas abad lalu, Allah telah menurunkan kitab suci Al-Qur'an kepada umat manusia sebagai satu kitab panduan. Dia menyeru manusia agar berpegang kepada kitab ini sebagai jalan untuk mendapatkan kebenaran. Mulai saat diwahyukan hingga hari pengadilan kelak, kitab suci ini akan kekal sebagai satu-satunya panduan bagi umat manusia.
Gaya tutur dan ketinggian hikmah yang tiada tandingan yang terdapat di dalam kitab ini adalah bukti yang amat jelas bahwa ia adalah kalam suci Allah. Kitab ini mengandung ciri-ciri keajaiban yang membuktikan bahwa ia adalah wahyu kudus dari Allah. Salah satu dari keajaiban dari Al-Quran ini ialah ia mampu memberitakan sejumlah peristiwa yang akan terjadi di masa mendatang. Ayat ke-27 dari surat Al Fath, misalnya, memberi kabar gembira kepada orang-orang yang beriman bahwa mereka akan menaklukkan Mekah, yang saat itu dikuasai kaum penyembah berhala:
- "Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rosul-Nya tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, insya Allah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui, dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat." (Al Qur'an, 48:27)
Kalau diamati lebih seksama, ayat tersebut juga memberitahukan adanya kemenangan lain yang akan terjadi sebelum kemenangan Mekah. Sesungguhnya, kaum mukmin terlebih dahulu menaklukkan Benteng Khaibar, yang berada di bawah kendali Yahudi, dan kemudian memasuki Mekah.
Pemberitaan tentang peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa depan hanyalah salah satu di antara sekian hikmah yang terkandung dalam Al Qur'an. Ini juga merupakan bukti akan kenyataan bahwa Al Qur'an adalah kalam Allah, Yang pengetahuan-Nya tak terbatas.
Kekalahan Bizantium merupakan salah satu berita tentang peristiwa masa depan, yang juga disertai informasi lain yang tak mungkin dapat diketahui oleh masyarakat di zaman itu. Yang paling menarik tentang peristiwa bersejarah ini, adalah bahwa pasukan Romawi dikalahkan di wilayah terendah di muka bumi. Ini menarik sebab "titik terendah" disebut secara khusus dalam ayat yang memuat kisah ini. Dengan teknologi yang ada pada masa itu, sungguh mustahil untuk dapat melakukan pengukuran serta penentuan titik terendah pada permukaan bumi. Ini adalah berita dari Allah yang diturunkan untuk umat manusia, Dialah Yang Maha Mengetahui.
Penggalan berita yang disampaikan Al Qur'an tentang peristiwa masa depan ditemukan dalam ayat pertama Surat Ar Ruum, yang merujuk pada Kekaisaran Bizantium, wilayah timur Kekaisaran Romawi. Dalam ayat-ayat ini, disebutkan bahwa Kekaisaran Bizantium telah mengalami kekalahan besar, tetapi akan segera memperoleh kemenangan.
- "Alif, Lam, Mim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang)." (Al Qur'an, 30:1-4)
Ayat-ayat ini diturunkan kira-kira pada tahun 620 Masehi, hampir tujuh tahun setelah kekalahan hebat Bizantium Kristen di tangan bangsa Persia, ketika Bizantium kehilangan Yerusalem. Kemudian diriwayatkan dalam ayat ini bahwa Bizantium dalam waktu dekat menang. Padahal, Bizantium waktu itu telah menderita kekalahan sedemikian hebat hingga mustahil untuk bisa mempertahankan keberadaannya, apalagi merebut kemenangan kembali. Tidak hanya bangsa Persia, tapi juga bangsa Avar, Slavia, dan Lombard menjadi ancaman serius bagi Kekaisaran Bizantium. Bahkan bangsa Avar telah mencapai dinding batas Konstantinopel, ibukota Bizantium. Banyak gubernur memberontak melawan Kaisar Heraklius, dan Kekaisaran pun berada di ambang keruntuhan. Mesopotamia, Cilicia, Syria, Palestina, Mesir dan Armenia, yang semula dikuasai oleh Bizantium, diserbu bangsa Persia.
Pendek kata, setiap orang menyangka Kekaisaran Bizantium akan runtuh. Tetapi tepat di saat seperti itu, ayat pertama Surat Ar Ruum diturunkan dan mengumumkan bahwa Bizantium akan mendapatkan kemenangan dalam beberapa tahun lagi. Kemenangan ini tampak mustahil sehingga kaum musyrikin Arab menjadikan ayat ini sebagai bahan cemoohan. Mereka yakin kemenangan yang diberitakan Al-Qur'an takkan pernah menjadi kenyataan.
Sekitar tujuh tahun setelah diturunkannya ayat pertama Surat Ar Ruum tersebut, pada Desember 627 Masehi, perang penentu antara Kekaisaran Bizantium dan Persia terjadi di Nineveh, dalam sejarah dikenal dengan sebutan Battle of Nineveh (Pertempuran Nineveh). Dan kali ini, pasukan Bizantium secara mengejutkan mengalahkan pasukan Persia. Beberapa bulan kemudian, bangsa Persia harus membuat perjanjian dengan Bizantium, yang mewajibkan mereka untuk mengembalikan wilayah yang mereka ambil dari Bizantium.
Akhirnya, "kemenangan bangsa Romawi" yang diumumkan Allah dalam Al-Qur'an, secara ajaib menjadi kenyataan.
Keajaiban lain yang diungkapkan dalam ayat ini adalah pengumuman tentang fakta geografis yang tak dapat ditemukan seorangpun di masa itu.
Dalam ayat ketiga Surat Ar Ruum, diberitakan bahwa Romawi telah dikalahkan di daerah paling rendah di bumi ini. Ungkapan "Adnal Ardli" dalam bahasa Arab, diartikan sebagai "tempat yang dekat" dalam banyak terjemahan. Namun ini bukanlah makna harfiah dari kalimat tersebut, tetapi lebih berupa penafsiran atasnya. Kata "Adna" dalam bahasa Arab diambil dari kata "Dani", yang berarti "rendah" dan "Ardl" yang berarti "bumi". Karena itu, ungkapan "Adnal Ardli" berarti "tempat paling rendah di bumi".
Yang paling menarik, tahap-tahap penting dalam peperangan antara Kekaisaran Bizantium dan Persia, ketika Bizantium dikalahkan dan kehilangan Jerusalem, benar-benar terjadi di titik paling rendah di bumi. Wilayah yang dimaksudkan ini adalah cekungan Laut Mati, yang terletak di titik pertemuan wilayah yang dimiliki oleh Syria, Palestina, dan Jordania. "Laut Mati", terletak 417 meter di bawah permukaan laut, adalah daerah paling rendah di bumi.
Ini berarti bahwa Bizantium dikalahkan di bagian paling rendah di bumi, persis seperti dikemukakan dalam ayat ini.
Hal paling menarik dalam fakta ini adalah bahwa ketinggian Laut Mati hanya mampu diukur dengan teknik pengukuran modern. Sebelumnya, mustahil bagi siapapun untuk mengetahui bahwasannya ini adalah wilayah terendah di permukaan bumi. Namun, dalam Al Qur'an, daerah ini dinyatakan sebagai titik paling rendah di atas bumi. Demikianlah, ini memberikan bukti lagi bahwa Al Qur'an adalah wahyu Ilahi. (MB Firdaus/sumber: www.harunyahya.com)***