Thursday 6 November 2008

Memanen Listrik dari Berjalan Kaki

BERJALAN-JALAN di sekitar taman ternyata banyak sekali manfaatnya, bukan saja untuk hiburan dan kesehatan tapi juga mampu menghasilkan energi listrik yang cukup untuk mencas serangkaian baterai untuk menyalakan beberapa gadget.

Kok bisa demikian? Bagaimana caranya?

Para ilmuwan dari Amerika Serikat dan Kanada baru-baru ini telah berhasil membuat sebuah peralatan terbaru yang mampu memanen energi listrik dari pergerakan kaki manusia.

Alat ini dipasang di bagian lutut yang bisa menghasilkan cukup energi untuk mengisi baterai handphone, dalam 30 menit berjalan.

Energi yang dihasilkan alat ini terjadi dari proses yang dikenal sebagai "generative braking", analog dengan sistem pengereman pada mobil-mobil listrik hibrid.

"Berjalan adalah proses yang mirip pengendaraan 'berhenti-dan-jalan'," jelas Dr Max Donelan dari Universitas Simon Fraser, Burnaby, Kanada yang menulis paper masalah ini.

"Dalam setiap langkah otot-otot terus menerus melakukan akselerasi dan deselerasi pada tubuh," tambahnya.

Mobil-mobil listrik hibrid mengambil keuntungan dari cara stop-and-go ini dengan teknologi "regenerative braking" dimana energi secara normal dihamburkan sebagai panas yang digunakan untuk menjalankan generator.

"Kami sesungguhnya telah mengaplikasikan prinsip yang sama pada proses berjalan," ujar Donelan.

Dengan menggunakan serangkaian gigi, knee brace ini dapat memperlambat tubuh sebelum telapak kaki menginjak tanah, yang secara simultan akan menghasilkan listrik.

Dengan bantuan sejumlah sensor, alat ini bisa mengatur berhentinya generator untuk sisa setiap langkahnya. Dengan cara ini, alat akan memberikan sedikit tekanan pada pemakai yang secara konstan akan menghasilkan energi listrik.

Ujicoba dengan peralatan seberat 1,6 kg ini dapat menghasilkan rata-rata 5 watt listrik dalam keadaan berjalan santai.

"Kami juga mengeksplorasi cara membangkitkan lebih banyak energi dan mampu mendapatkan sebanyak 13 watt dari berjalan," ujar Dr Donelan. Tiga belas watt, menurutnya, cukup untuk memberi daya sekitar 30 menit waktu bicara sebuah ponsel.

Namun demikian, untuk menghasilkan sejumlah daya ini pembangkit harus secara konstan dinyalakan, yang berarti diperlukan banyak upaya dari pemakainya.

"Kita adalah baterai-baterai yang begitu efektif," ujar Dr Donelan. "Di dalam lemak kita tersimpan ekivalen dengan sekitar 1.000 kg baterai."

Menghasilkan daya seperti ini ternyata bukanlah gagasan baru dan telah diaplikasikan dalam peralatan sehari-hari seperti radio putar dan arloji otomatis.

Sementara itu, lembaga riset pertahanan AS Darpa, jauh sebelumnya juga telah melakukan proyek serupa untuk menghasilkan energi listrik dari generator "heel-strike" yang dipasang pada sepatu-sepatu tentara dan ditenagai lewat gerakan memompa langkah kaki.

Tim perancang alat ini percaya "knee brace" akan banyak kegunaannya, terutama untuk alat-alat portabel. Dan "Sekitar 18 bulan ke depan, alat ini bisa terwujud, ini bukanlah fiksi ilmiah," ujar mereka. (Didin Rosidin)***

Foto:
Greg Ehlers/Simon Fraser University

1 comment:

  1. Boleh jg tuh alatnya sdh ada di indonesia blum? lumayan kan hemat listrik hehe,thanks kang

    ReplyDelete