Friday, 13 June 2008

Teknologi WSF, Revolusi Hijau Jilid Kedua



Suatu teknologi baru, yang ditemukan putra bangsa sendiri, di bidang budidaya tanaman pangan berhasil melipatgandakan produksi padi dan hortikultura. Water Stimulating Feed, teknologi yang bakal merevolusi produksi pangan, sekaligus memberi peluang usaha bagi siapapun yang ingin terjun ke dunia pertanian.

WATER Stimulating Feed atau disingkat WSF pada dasarnya adalah teknologi yang menguak rahasia di balik proses pembentukan nutrisi esensial. Sebagaimana diketahui, untuk tumbuh dan berkembang, nutrisi esensial sangat dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup, mulai dari tanaman, hewan hingga manusia. Makhluk hidup tak dapat menghasilkan sendiri nutrisi tersebut, nutrisi ini hanya didapat dari makanan, yang bakal menghasilkan energi bagi kelangsungan hidupnya.

Sebagai gambaran, jika manusia mengonsumsi ikan, maka nutrisi esensialnya berasal dari ikan. Sementara ikan memperoleh nutrisi esensialnya dari plankton. Lantas, bagaimana plankton memperoleh nutrisi esensialnya? Plankton, sebagaimana bakteri atau jasad renik lainnya, juga tak dapat membentuk nutrisi esensial sendiri. Itu berarti ada sumber lain di alam yang ditengarai mampu membentuk nutrisi esensial dan memasok bagi kepentingan mereka. Persoalannya adalah bagaimana alam membentuk nutrisi esensial tersebut.

Secara tak sengaja Umar Hasan Saputra, lulusan Fakultas Pertanian IPB, menemukan fenomena bahwa pembentukan nutrisi esensial pada dasarnya membutuhkan air, garam, dan mineral-mineral lainnya. Ada anggapan proses pembentukan nutrisi esensial terjadi di laut, terutama di kedalaman lebih dari 200 meter. Ini pula yang ditemukan oleh ilmuwan-ilmuwan Jepang, bahkan mereka telah berhasil menciptakan teknologi untuk memanen sumber-sumber nutrisi esensial dari laut.

Lewat penelitian bertahun-tahun Umar berhasil menemukan komposisi yang pas untuk mendapatkan prekursor (pemicu) bagi pembentukan nutrisi esensial. Inti penemuan Umar terletak pada, berkat prekursor tanaman atau binatang dan lingkungan jadi memiliki kemampuan untuk membentuk nutrisi esensial. Jadi, prekursor adalah semacam stimulator. Apa dampaknya? Tanaman atau hewan mampu memenuhi kebutuhan nutrisi esensialnya. Pada akhirnya, mereka pun mampu tumbuh dan berkembang secara optimal.

Teknologi temuan Umar ini ditengarai bakal berpengaruh luar biasa, sesuatu yang revolusioner--setelah terjadinya revolusi hijau pertama dari IRRI lewat benih-benih padi unggulnya. Betapa tidak, jika teknologi Umar ini diaplikasikan, produksi tanaman bisa meningkat, waktu panen lebih cepat, kualitas panenan sangat baik, dst.

Dengan bantuan PT Suba Indah Tbk, kini teknologi temuannya telah menjelma menjadi beberapa produk yang berlabel WSF. Produk ini bisa digunakan sebagai pupuk alternatif untuk tanaman (padi, buah-buahan, dan sayuran) hingga perikanan (udang). Ke depan Umar akan mengembangkan berbagai produk berbasis WSF untuk aplikasi yang lebih luas, seperti peternakan dan kosmetik.

Lalu revolusi macam apa yang ditawarkan WSF, khususnya di bidang pertanian?

Paling tidak ada enam hal. Pertama, dengan mengadopsi teknologi WSF hasil panen akan meningkat nyaris dua kali lipat. Saat ini hasil panen padi rata-rata 5-7 ton gabah per hektar. Jika menggunakan produk WSF, hasil panen bisa 9,12 ton per ha. Ini telah dibuktikan para petani dari Klaten, Serang, Karawang, dan Bantul.

Dari pengalaman petani di Karawang berkat pernggunaan produk WSF, jumlah anakan padi bertambah. Jika hanya memakai pupuk umum (urea, KCl, dan TSP), jumlah anakan tanaman padi cuma 18. Namun setelah mencampur pupuk umum (50%) dan produk WSF, jumlah anakannya bisa mencapai 24.

Kedua, kualitas hasil panen jauh lebih baik. Ini tercermin dari bulir-bulir padi yang lebih besar. Kadar air gabah menjadi lebih sedikit. Padi menjadi lebih kering dan tahan simpan, berasnya pun tidak gampang rusak.

Ketiga, percepatan waktu panen. Usia padi sampai panen biasanya membutuhkan waktu 105 hari. Dengan memakai WSF, waktu panen menjadi lima hari lebih cepat. Ini terjadi juga pada sayuran (tomat, sawi putih, terung, kedelai, dan pakcoi) waktu panen menyusut jadi 5-10 hari lebih cepat.

Keempat, kebutuhan sarana produksi jadi berkurang. Penggunaan pupuk kimia berkurang hingga 50%. Khusus untuk tanaman hortikultura tak perlu lagi pupuk kimia, dengan WSF sudahlah cukup. Ini membuat biaya produksi jadi lebih rendah. Selain hemat pupuk, pemakaian WSF juga terbukti menurunkan penggunaan pestisida.

Kelima, produk ini ramah lingkungan karena terbuat dari bahan-bahan alami. Bahkan hasil panen tanaman yang menggunakan WSF bisa digolongkan pada produk organik.

Keenam, produk WSF cocok untuk lahan-lahan tandus miskin air. Karena prekursor di produk ini hanya membutuhkan sedikit air guna memicu pembentukan nutrisi esensial. (Dede Suhaya/dari berbagai sumber)***


Dibuat dari Jagung

BAGAIMANA proses pembuatan WSF sedikit sekali diketahui umum, ini mungkin menyangkut hak paten yang telah didaftarkan dari produk ini. Namun secara garis besar Umar menjelaskan dalam kesempatan wawancara dengan sebuah majalah ekonomi.

"Saya masukkan suatu bahan (masih dirahasiakan) yang menjadi sumber energi. Bahan ini saya beri garam dan air. Logikanya, ketika bahan ini dimasukkan ke dalam air, akan terjadi proses oksidasi yang ditandai dengan menurunnya kadar oksigen. Namun, yang terjadi malah sebaliknya, kadar oksigennya malah naik. Ini menjelaskan bahwa proses pembentukan nutrisi esensial memerlukan dan menghasilkan oksigen.

Sebenarnya proses pembuatan WSF di pabrik (PT Suba Indah Tbk) cukup sederhana. Ia melibatkan proses enzimasi, filtrasi, pertukaran ion, evaporasi, dst. Sesungguhnya yang kami buat adalah prekursor yang menjadi stimulan pembentukan nutrisi esensial. Bahan baku untuk prekursor saya ambil dari saripati jagung.

Mengapa harus jagung? Sebenarnya yang saya ambil adalah unsur kabon, hidrogen, dan oksigennya. Jadi prekursor yang ada di laut dengan yang kami buat dari jagung itu sebenarnya sama." (DS/berbagai sumber)***

2 comments:

  1. Your blog is very creative, when people read this it widens our imaginations.

    ReplyDelete
  2. Pupuk ajaib tingkatkan panen minimal 200%.tidak perlu lagi pupuk kimia dan pestisida.1 hektar hanya butuh 500kg-1 ton pupuk kandang.Diekspor ke USA sejak tahun 2006.Cabe hasil 8 kg per pohon umur sampe 2 tahun.Untuk semua tanaman,

    http://organik-ajaib.blogspot.com

    Pertama di dunia pupuk yg mengandung 29 asam amino.

    ReplyDelete