Monday 11 February 2008

Laptop ”Si Unyil”, Harganya Cukup 100 Dolar AS

MESIN hijau ini untuk pertama kali diperkenalkan dalam World Summit on the Information Society di Tunis, 28 November 2005 lalu, oleh Nicholas Negroponte dari MIT (Institut Teknologi Massachusetts). Sebuah prototipe laptop "Si Unyil" berharga murah telah diluncurkan secara resmi, dibuat khusus untuk anak-anak sekolah di seluruh dunia, khususnya negara-negara berkembang.

Tidak kurang Sekretaris Jenderal PBB kala itu, Kofi Annan, mengomentari peluncuran laptop 100 dolar AS ini, "Anak-anak akan bisa praktik langsung, tidak hanya lewat instruksi, mereka akan mampu membuka wawasan baru bagi pendidikannya, terutama pengajaran peer to peer, berinteraksi dengan sesamanya."

Tidak sampai dua tahun sejak peluncuran perdana itu, satu juta unit pesanan telah diterima Quanta Computer, kontraktor pembuat laptop anak-anak ini. Bahkan perusahaan Taiwan ini berani memprediksi 5 juta-10 juta unit bisa mereka kapalkan tahun ini. Itu karena tujuh negara telah setuju membeli laptop 100 dolar ini untuk anak-anak sekolah di Argentina, Brazil, Libia, Nigeria, Rwanda, Thailand, dan Uruguay.

Pihak pengembang projek ini telah berketetapan tidak akan menjual komputer laptopnya di pasaran umum, tapi langsung kepada pemerintah setempat. Namun, Quanta akan menawarkan mesin-mesin yang sangat mirip dengan laptop anak ini di pasar terbuka.

Projek OLPC

XO-1, sebelumnya dikenal sebagai Laptop 100 Dolar atau Mesin Anak-anak, adalah sebuah komputer laptop, tepatnya subnotebook, dibuat untuk memberikan akses ilmu pengetahuan bagi anak-anak di seluruh dunia, dikembangkan oleh One Laptop per Child (OLPC), sebuah organisasi nirlaba yang didirikan para anggota fakultas di MIT Media Lab, Amerika Serikat.

Didirikannya yayasan OLPC berpijak pada teori-teori pembelajaran konstruksionis yang dirintis Seymour Papert, Alan Kay, dan juga prinsip-prinsip yang diekspresikan dalam buku Being Digital karangan Nicholas Negroponte, yang mendirikan dan sekaligus mengepalai projek OLPC ini.

OLPC didanai oleh sejumlah organisasi sebagai sponsor, termasuk AMD (Advanced Micro Devices), Brightstar Corporation, eBay, Google, Marvell, News Corporation, SES Global, Nortel Networks, Red Hat, dan Intel. Setiap perusahaan telah menyumbang dana sebesar 2 juta dolar AS.

Sejatinya, projek ini ingin membidik harga 100 dolar AS untuk setiap unit laptop. "Ini adalah harga yang mengambang. Kami ini organisasi nirlaba. Kami punya target 100 dolar AS pada 2008, tetapi kemungkinan akan 135 dolar AS, mungkin 140 dolar AS. Ini merupakan harga permulaan, tetapi apa yang harus dilakukan pada setiap peluncuran, adalah membuatnya lebih murah dan murah, kami menjanjikan harga ini akan turun," ujar Negroponte pada kesempatan pertemuan tahunan pengguna Red Hat, Mei 2006.

Beberapa negara telah siap "terlibat" pada projek ini. Laptop-laptop akan dijual kepada masing-masing pemerintahan tersebut, didistribusikan lewat menteri pendidikan di setiap negara partisipan, yang akan mengadopsi kebijakan "satu laptop per anak". Sistem operasi dan perangkat lunaknya akan dilokalisasi sesuai dengan bahasa negara partisipan.

Negara-negara yang siap "terlibat" di antaranya Argentina, Brasil, Kamboja, Kosta Rika, Republik Dominika, Mesir, Yunani, Libia, Nigeria, Pakistan, Peru, Rwanda, Tunisia, Amerika Serikat (negara bagian Massachusetts dan Maine), dan Uruguay. Sebagai pilot project, laptop ini dilakukan di sekolah terpencil di Kamboja yang sudah berjalan sejak 2001. Nigeria merupakan negara pertama yang memesan 1 juta komputer laptop. Sementara Libia telah menyetujui pasokan laptop ini ke 1,2 juta anak sekolah di negara Muammar Khadafi ini. Transaksi senilai 250 juta dolar AS ini sudah termasuk akses internet satelit, satu server untuk setiap sekolah dan dukungan teknis.

India yang sarat akan pakar TI-nya malah menolak inisiatif ini. Menteri Pengembangan Sumber Daya Manusia India telah merencanakan membuat laptop anak sekolah yang lebih murah, hanya 10 dolar AS. Dua rancangan telah disetujui menterinya, hasil dari kreativitas mahasiswa tingkat akhir Institut Teknologi Vellore dan peneliti Institut Sains India. Diperkirakan biaya produksi sebesar 47 per laptop dolar AS, namun mereka berharap harga ini menjadi lebih rendah seiring bertambahnya volume pasokan.

Padat teknologi

Laptop XO-1 selain harganya cukup terjangkau, sosoknya mungil, awet, juga efisien. Komputer ini akan dikapalkan setelah di dalamnya terisi sistem operasi Fedora Linux versi ramping serta antarmuka (interface) Sugar untuk membantu anak-anak berkolaborasi. XO-1 akan dilengkapi kamera video, mikrofon, Wi-Fi jangkauan luas, dan gabungan stylus/touch pad. Pasokan daya listrik direncanakan menggunakan putaran tangan (sistem engkol), yang memungkinkan pengoperasian alat jauh dari sumber catu daya komersial.

Pihak OLPC telah menetapkan sejumlah target rancangan, seperti total konsumsi daya 2-3 watt, biaya produksi 100 per laptop dolar AS, tampilan fisik ”keren” dengan gaya inovatif, dapat berfungsi sebagai e-book (buku elektronik), juga ketersediaan perangkat lunak harus open source dan gratis.

Spesifikasi teknis laptop ini (per Maret 2007); CPU mengusung AMD Geode LX-700 433 MHz, kartu grafis sudah menyatu, monitor berukuran 7,5" TFT LCD 1200/900 (200 dpi). Memori DRAM 256 MB 133 MHz, media penyimpan berupa flash memorychipset 802.11b/g yang berjalan pada bitrate rendah (2 Mbit/s) untuk meminimalisasi konsumsi daya, dengan chip nirkabel Marvell 8388. SLC NAND kapasitas 1 GB, ditambah slot kartu SD internal, jaringan nirkabel menggunakan

Sementara itu, untuk menangkap sinyal Wi-Fi memanfaatkan dua antena yang bisa diatur.

Untuk tercapainya suatu perangkat yang kuat dengan konsumsi daya rendah, konsekuensinya laptop ini harus menghilangkan seluruh bagian yang digerakkan motor; sehingga tidak ada harddisk, media optis (CD/DVD), tidak ada pembaca disket apalagi kipas. Untuk koneksi dengan printer, harddisk external, pemutar CD/DVD, dan periperal lainnya bisa memanfaatkan port USB.

Casing-nya yang keren dirancang antikotor juga antilembap dan dikonstruksi dengan plastik setebal 2 mm (0,7 mm lebih tebal daripada laptop biasa) dengan layar monitor yang bisa diputar atau dibalikkan. Papan ketik (keyboard) dilapisi karet antiair dengan layout konvensional QWERTY, dilengkapi papan sentuh (touchpad) pengganti mouse dan input tulisan tangan, built-in kamera berwarna yang posisinya di kanan monitor dengan resolusi VGA (640/480), juga speakerport USB 2.0. Untuk pasokan listrik menggunakan baterai NimH kapasitas 22,8 watt-jam yang bisa diisi ulang, daya listrik bisa juga dipasok dari putaran tangan lewat generator pull-string. stereo dan mikrofon. Tidak ketinggalan 3 buah

Sebuah generator putaran tangan merupakan bagian dari rancangan aslinya. Namun, Negroponte menetapkan perangkat ini tidak selamanya menyatu dengan laptop, melainkan opsi, generator yang digerakkan tangan atau kaki merupakan unit daya yang terpisah. Normalnya, laptop ini mengonsumsi daya listrik sekitar 2 watt, jauh lebih rendah daripada laptop-laptop konvensional yang mampu melahap energi listrik sebesar 10-45 watt.

Generasi pertama laptop OLPC diharapkan memiliki LCD biaya rendah. Pada generasi berikutnya laptop OLPC selain berbiaya rendah, juga berdaya rendah, namun resolusinya tinggi. Monitor merupakan komponen yang paling mahal pada laptop OLPC, diadopsi dari LCD kecil yang digunakan pada DVD player portabel, diperkirakan harganya sekitar 35 dolar AS.

Pada November 2006 software yang diproyeksikan adalah Fedora Core Linux versi ramping sebagai sistem operasinya, browser internet sederhana berbasis mesin Gecko menggunakan Mozilla Firefox, pengolah kata berbasis AbiWord, e-mailchat online dan VoIP. Beberapa bahasa pemrograman juga ditanamkan, termasuk Forth, Logo, JavaScript, Python, Csound, dan eToys versi Squeak, program hiburan meliputi musik dengan instrumen digital: Jean Piche's TamTam, software pemutar audio dan video menggunakan Mplayer atau Helix. berbasis layanan Gmail, program

Laptop ini menggunakan GUI (graphical user interface) yang bernama Sugar, buatan Python. Antarmuka ini tidak berbasis pada metapora desktop biasa tetapi menampilkan tampilan ikonik untuk program-program dan dokumen, sementara untuk user yang terhubung ditampilkan seperti peta.

Lima tahun setelah konsepnya diajukan, kini laptop 100 dolar siap untuk produksi massal. Para pemasok perangkat keras telah memberi lampu hijau untuk menggenjot produksi seluruh komponen yang diperlukan untuk membuat jutaan mesin biaya rendah ini. Bagaimana dengan Indonesia? (Dede Suhaya/dari berbagai sumber)***

foto: flickr.com

No comments:

Post a Comment