MENURUT statistik yang dikeluarkan Perserikanan Bangsa Bangsa (PBB), sepertiga dari populasi dunia akan melakukan online pada akhir tahun ini. Badan PBB untuk telekomunikasi, International Telecommunications Union (ITU) mengatakan, jumlah orang yang online telah meningkat dua kali lipat hingga menjadi dua miliar dalam lima tahun terakhir ini. Dari 226 miliar pendatang baru di dunia maya tahun ini, lebih dari dua pertiganya berasal dari negara-negara berkembang. Namun demikian, data menunjukkan bahwa koneksi internet di negara maju masih melebihi negera berkembang.
Laporan ini menunjukkan bahwa 71% orang di negara-negara Barat akan online pada akhir tahun ini, dibandingkan hanya 21% di negara-negara berkembang.
ITU percaya, koneksi pita lebar (broadband) adalah sebuah “transformasi teknologi" yang dapat digunakan untuk memacu pembangunan. "Hal ini dapat menciptakan lapangan kerja, mendorong pertumbuhan, dan produktivitas serta mendukung daya saing ekonomi jangka-panjang, " ujar Sekretaris Jenderal ITU Hamadoun Toure, seperti dikutip BBC News, Selasa (19/10).
Namun diperingatkan, harga tetap sangat tinggi, terutama di negara-negara dengan penghasilan rendah. Awal tahun ini ITU mengungkapkan, Republik Afrika Tengah adalah tempat yang paling mahal untuk mendapatkan koneksi broadband, biaya ini hampir 40 kali pendapatan bulanan rata-rata di sana. Makau, Cina tercatat yang termurah, biayanya 0,3% dari rata-rata pendapatan bulanan.
Dari statistik PBB juga terungkap, meskipun penggunaan koneksi pita lebar meningkat, namun telah dilampaui oleh koneksi bergerak (mobile). Dikatakan, lebih dari 90% dari populasi dunia memiliki akses ke jaringan selular. Hal ini memperkirakan akan ada 5,3 miliar pelanggan telepon selular sampai dengan akhir 2010, dimana 3,8 miliar ada di negara berkembang. Sementara di negara-negara maju, pelanggan mobile telah mencapai kejenuhan dengan sekitar 116 pelanggan per 100 penduduk.***
nice post mas......
ReplyDeletesalam knl ya..........