Vitiligo yang menjangkiti seorang dari 200 orang ini, ditandai dengan bintik-bintik putih pada kulit yang disebabkan kekurangan pigmen, dan semula dianggap bisa meningkatkan risiko kanker kulit.
Namun dari hasil studi Universitas London terhadap 4.300 orang, teridentifikasi adanya mutasi gen yang meningkatkan kemungkinan vitiligo dan menekan risiko kanker. Penemuan ini dilaporkan dalam New England Journal of Medicine, yang dikutip BBC.
Namun demikian, Prof. Dot Bennett dari Universitas London yang melakukan studi tersebut, tetap memperingatkan. "Walaupun hal ini menjadi berita baik untuk para penderita vitiligo, namun mereka tetap harus hati-hati terhadap paparan sinar matahari. Seperti diketahui, bila terbakar matahari, risiko kanker tidak berarti turun menjadi nol," jelasnya.
Riset yang melibatkan uji gen ini diarahkan untuk mencari cara penyembuhan vitiligo yang efektif. Saat ini, penyakit kulit pucat ini memang belum ada obatnya walaupun kondisi ini bisa diatasi lewat krim steroid dan sinar ultra violet. ***
Namun dari hasil studi Universitas London terhadap 4.300 orang, teridentifikasi adanya mutasi gen yang meningkatkan kemungkinan vitiligo dan menekan risiko kanker. Penemuan ini dilaporkan dalam New England Journal of Medicine, yang dikutip BBC.
Namun demikian, Prof. Dot Bennett dari Universitas London yang melakukan studi tersebut, tetap memperingatkan. "Walaupun hal ini menjadi berita baik untuk para penderita vitiligo, namun mereka tetap harus hati-hati terhadap paparan sinar matahari. Seperti diketahui, bila terbakar matahari, risiko kanker tidak berarti turun menjadi nol," jelasnya.
Riset yang melibatkan uji gen ini diarahkan untuk mencari cara penyembuhan vitiligo yang efektif. Saat ini, penyakit kulit pucat ini memang belum ada obatnya walaupun kondisi ini bisa diatasi lewat krim steroid dan sinar ultra violet. ***
No comments:
Post a Comment