SATU sel otak pun ternyata mampu menyimpan sekilas memori, demikian hasil penelitian para ilmuwan Amerika Serikat seperti dilaporkan dalam jurnal Nature Neuroscience, baru-baru ini.
Hasil studi dengan bantuan sel otak tikus ini mengungkap bagaimana sel-sel tersebut bisa memegang informasi yang disimpan dalam waktu 1 menit.
Para spesialis di Inggris menyambut terobosan ini, mereka mengatakan pemahaman mengenai memori jangka pendek ini bisa membuka tabir rahasia penyakit Alzheimer.
Untuk menjalankan fungsi-fungsi normal, kita perlu memiliki kemampuan untuk menyimpan banyak data secara cepat dan terpercaya, namun hanya sedikit yang dapat disimpan dalam jangka panjang.
Para ilmuwan telah menghabiskan waktu selama sepuluh tahun untuk mengungkap bagian otak yang bertanggung jawab untuk fungsi-fungsi ini, dan bagaimana sel-sel ini mengatur diri.
Teori awal menyebutkan bahwa memori yang disimpan oleh beberapa sel akan membentuk "sirkuit" di sekitar impuls-impuls listrik yang dipicu untuk jangka waktu tertentu. Sementara gagasan yang lebih baru berpusat pada konsep bahwa setiap sel dapat menyimpan informasi.
Para peneliti dari University of Texas Southwestern berhasil melakukannya pada sel-sel yang diambil dari tikus dengan menggunakan elektroda-elektroda kecil untuk mengukur fungsi-fungsinya. Mereka menemukan bahwa komponen tertentu dari sel tersebut, sebuah reseptor kimia, yang bila diaktifkan akan memberitahu sel untuk memulai sebuah sistem sinyal internal yang memegang "memori" pada tempatnya.
Tahap selanjutnya, menurut mereka, adalah memahami lebih lanjut tentang sistem internal ini. Dengan memahami sistem ini bukan tidak mungkin suatu saat kita bisa memproduksi obat-obatan yang dapat meningkatkan memori.
"Jika kita dapat mengenali dan memanipulasi komponen-komponen molekular memori, kita dapat mengembangkan obat-obatan yang bisa meningkatkan kemampuan untuk mempertahankan jejak memori yang memungkinkan seseorang bisa menyelesaikan berbagai tugas dengan cepat dan akurat tanpa rasa bimbang," kata Dr Don Cooper, yang memimpin penelitian ini.
Selain itu, menurut para peneliti, penemuan ini juga berpotensi dalam menyembuhkan para pecandu narkoba, dengan cara meningkatkan kemampuan otak mereka untuk mengabaikan impuls-impuls.
"Mungkin yang paling menarik adalah untuk mengatasi masalah memori pada penderita penyakit Alzheimer," ujar Profesor Ian Forsythe, dari MRC Neurotoxicology Unit di Universitas Leicester.
Sementara, Alison Cranage dari Alzheimer's Research Trust, mengatakan,
"Dengan memahami formasi memori, para ilmuwan mungkin dapat menemukan cara untuk meningkatkan memori tersebut. Dan pada akhirnya memperbesar peluang untuk menemukan obat penyakit Alzheimer." ***
Hasil studi dengan bantuan sel otak tikus ini mengungkap bagaimana sel-sel tersebut bisa memegang informasi yang disimpan dalam waktu 1 menit.
Para spesialis di Inggris menyambut terobosan ini, mereka mengatakan pemahaman mengenai memori jangka pendek ini bisa membuka tabir rahasia penyakit Alzheimer.
Untuk menjalankan fungsi-fungsi normal, kita perlu memiliki kemampuan untuk menyimpan banyak data secara cepat dan terpercaya, namun hanya sedikit yang dapat disimpan dalam jangka panjang.
Para ilmuwan telah menghabiskan waktu selama sepuluh tahun untuk mengungkap bagian otak yang bertanggung jawab untuk fungsi-fungsi ini, dan bagaimana sel-sel ini mengatur diri.
Teori awal menyebutkan bahwa memori yang disimpan oleh beberapa sel akan membentuk "sirkuit" di sekitar impuls-impuls listrik yang dipicu untuk jangka waktu tertentu. Sementara gagasan yang lebih baru berpusat pada konsep bahwa setiap sel dapat menyimpan informasi.
Para peneliti dari University of Texas Southwestern berhasil melakukannya pada sel-sel yang diambil dari tikus dengan menggunakan elektroda-elektroda kecil untuk mengukur fungsi-fungsinya. Mereka menemukan bahwa komponen tertentu dari sel tersebut, sebuah reseptor kimia, yang bila diaktifkan akan memberitahu sel untuk memulai sebuah sistem sinyal internal yang memegang "memori" pada tempatnya.
Tahap selanjutnya, menurut mereka, adalah memahami lebih lanjut tentang sistem internal ini. Dengan memahami sistem ini bukan tidak mungkin suatu saat kita bisa memproduksi obat-obatan yang dapat meningkatkan memori.
"Jika kita dapat mengenali dan memanipulasi komponen-komponen molekular memori, kita dapat mengembangkan obat-obatan yang bisa meningkatkan kemampuan untuk mempertahankan jejak memori yang memungkinkan seseorang bisa menyelesaikan berbagai tugas dengan cepat dan akurat tanpa rasa bimbang," kata Dr Don Cooper, yang memimpin penelitian ini.
Selain itu, menurut para peneliti, penemuan ini juga berpotensi dalam menyembuhkan para pecandu narkoba, dengan cara meningkatkan kemampuan otak mereka untuk mengabaikan impuls-impuls.
"Mungkin yang paling menarik adalah untuk mengatasi masalah memori pada penderita penyakit Alzheimer," ujar Profesor Ian Forsythe, dari MRC Neurotoxicology Unit di Universitas Leicester.
Sementara, Alison Cranage dari Alzheimer's Research Trust, mengatakan,
"Dengan memahami formasi memori, para ilmuwan mungkin dapat menemukan cara untuk meningkatkan memori tersebut. Dan pada akhirnya memperbesar peluang untuk menemukan obat penyakit Alzheimer." ***
No comments:
Post a Comment