Friday 19 February 2010

Benarkah LHC Menciptakan "Blackhole" ?


MEMASUKI tahun 2010 hingga berakhirnya 2011, Large Hadron Collider (LHC) akan meningkatkan kapasitas energinya hingga 7 tera elektron volt (TeV), setengah dari energi maksimum yang dimilikinya. Memasuki tahun 2012, penumbuk partikel raksasa ini akan ”istirahat” selama setahun untuk keperluan upgrade sirkuit. Lalu, apa yang bakal ditemukan selama dua tahun mendatang? Apakah mereka akan menemukan ”materi gelap” itu atau mendeteksi partikel Higgs Boson, atau malah mendapati lubang hitam?

LHC adalah projek yang kontroversial. Saat mulai beroperasi pada 10 September 2008, sempat merebak isu yang sangat mengkhawatirkan bahwa LHC bisa memicu terciptanya black hole atau lubang hitam. Banyak yang khawatir lubang hitam yang tercipta dari eksperimen di LHC akan ”menelan” semua yang ada di muka Bumi ini. Ketakutan ini sempat memakan korban, seorang gadis dari India bunuh diri karena khawatir terjadi ”kiamat” saat LHC beroperasi.

Beberapa ilmuwan pun mempertanyakan keamanan projek ambisius ini. Salah seorang yang begitu getol mengkritisi berdirinya LHC adalah Prof. Dr. Otto E. Rossler, pencetus chaos theory dari Universitas Tubingen, Jerman. Rossler menghitung, lubang hitam yang dihasilkan LHC mungkin akan tumbuh cukup cepat dan dunia akan berakhir sekurangnya lima tahun setelah tumbukan energi penuh pertama terjadi di LHC. "Cuaca akan berubah sama sekali, memusnahkan kehidupan. Akan ada kiamat seperti disebut kitab suci," katanya seperti dikutip The Sun.

Apa sebenarnya LHC itu? Mengapa begitu kontroversial?

Large Hadron Collider adalah cincin pemercepat partikel dan penumbuk atom raksasa yang dibuat oleh Badan Riset Nuklir Eropa (CERN). Panjang keliling cincin itu mencapai 27 kilometer yang terletak pada kedalamaan 170 meter di bawah tanah. Dibangun di perbatasan antara Prancis dan Swiss. Projek ”monster” ini melibatkan sekitar 10.000 ilmuwan dari 100 negara, termasuk dari Indonesia, dan telah menghabiskan biaya 6 miliar dolar AS atau sekitar Rp 57 triliun.

LHC adalah eksperimen sains terbesar dan termahal sepanjang sejarah manusia. Di sini akan ditumbukkan partikel-partikel pada kecepatan cahaya untuk menciptakan kondisi setelah peristiwa Big Bang, 14 miliar tahun yang lalu, yang akan menjawab pertanyaan fundamental mengenai alam semesta.

Secara garis besar, LHC terdiri atas dua pipa cincin yang berdekatan. Tiap-tiap pipa berisi seberkas proton yang ”berlari” mengelilingi cincin utama (27 kilometer) secara berlawanan arah. Setiap kelompok proton tersebut didorong mesin LHC sehingga bisa mengandung energi sebesar 7 TeV.

Pada empat titik tertentu, kedua lintasan tersebut akan bersilangan satu sama lain sehingga dua kelompok proton tadi akan saling bertabrakan dan menghasilkan 600 juta partikel per detik. Pada titik-titik tabrakan tersebut dipasang detektor-detektor raksasa yang akan mencatat semua serpihan partikel superkecil yang dihasilkan.

Lalu, apakah benar tumbukan partikel elementer di laboratorium LHC dapat memicu lubang hitam mini, kemudian membesar dan ”melahap” Bumi?

Pertanyaan tersebut sempat muncul pada tahun 1999, yang kemudian dianalisis para fisikawan partikel di Relativistic Heavy Ion Collider (pendahulu LHC). Mereka menemukan bahwa gaya-gaya yang diciptakan akselerator modern tidak cukup untuk menciptakan satu lubang hitam, sekurangnya dalam dunia empat dimensi.

Namun, tak lama kemudian, para fisikawan menemukan bahwa lubang hitam mikro bisa terbentuk jika ada dimensi tambahan. Lubang hitam mikro adalah satu partikel dengan ukuran triliunan kali lebih kecil daripada satu elektron, tetapi memiliki kerapatan yang sangat tinggi sehingga partikel-partikel lain yang menyentuhnya akan runtuh ke dalamnya.

Untuk menjelaskan penemuan tersebut, para fisikawan CERN menguji kembali masalah keamanan ini dan menemukan bahwa LHC mungkin saja menghasilkan lubang hitam mikro dengan kecepatan satu per detik, tetapi menurut mereka, lubang hitam yang tercipta akan cepat ”menguap” dalam bentuk radiasi Hawking. Radiasi Hawking adalah radiasi termal yang diprediksi dipancarkan lubang hitam akibat efek kuantum.

Persoalannya, para fisikawan berbeda pendapat soal apakah lubang hitam mikro akan menguap atau tidak. Di lain pihak, beberapa fisikawan teoritis mempelajari radiasi Hawking ini dan menyimpulkan bahwa prediksi Dr. Hawking itu salah.

Para ilmuwan CERN menanggapi kekhawatiran publik soal keamanan ini. Menurut mereka, akselerator LHC hanya berupaya meniru fenomena alami dari sinar kosmik dalam kondisi laboratorium yang terkontrol. Di alam, partikel dari sinar kosmik dihasilkan di jagat raya melalui peristiwa ledakan supernova atau pembentukan lubang hitam. Energi yang diakselerasikan dalam proses ini sangat jauh melampaui yang dapat dicapai LHC.

Sejak pertama kali terbentuk, sekitar 4,5 miliar tahun lalu, Bumi kita secara konstan telah dibombardir oleh terpaan sinar kosmik dengan energi mahabesar. Faktanya, Bumi masih utuh. Sebesar-besarnya energi akselerasi LHC, menurut mereka, sama sekali tidak ada apa-apanya dibandingkan energi yang dibawa oleh radiasi sinar kosmik. Tidak ada alasan bahwa energi LHC yang hanya sejumput kecil itu bisa menghancurkan Bumi dan seisinya.
Lalu, apa tujuan sesungguhnya di balik pendirian LHC ini? Menurut para penggagasnya, LHC dibangun untuk menjawab berbagai misteri terbesar di alam semesta ini.

Para ahli sepakat bahwa alam semesta terbentuk akibat peristiwa Big Bang, tetapi mereka belum benar-benar memahami bagaimana dan mengapa alam semesta bisa berkembang seperti sekarang ini. Dengan mesin LHC, mereka berharap bisa mengetahui apa yang terjadi sepersejuta detik setelah Big Bang.

Saat ini, para ahli hanya mengetahui 4 persen materi yang menyusun alam semesta ini, sedangkan 96 persennya masih merupakan misteri besar yang populer disebut materi gelap (dark matter). Teori Super Simetri berpendapat, semua partikel yang tercipta di alam semesta mempunyai ”superpartner” sendiri-sendiri. Kalau ”superpartner” ini mampu dideteksi LHC, kemungkinan misteri terbesar alam semesta bisa terpecahkan. Pasalnya, ada yang berpendapat bahwa materi gelap tersusun dari partikel supersimetri.

Dengan LHC juga, para ahli berharap bisa menemukan partikel paling eksotis, yaitu Higgs Boson. Partikel Higgs Boson dipercaya muncul dari interaksi partikel-partikel dasar pada proton. Namun, saat ini keberadaannya belum bisa terdeteksi dan para ilmuwan berlomba-lomba untuk menjadi orang pertama yang menemukannya.

Selain tujuan-tujuan yang cukup ”mendesak” seperti di atas, di balik projek ”the six billion dollar” ini ada harapan-harapan indah. Akankah muncul sumber energi baru dari eksperimen LHC? Selain itu, ada desas-desus bahwa LHC pun tengah berusaha menciptakan ”lubang cacing” (worm hole) untuk mengirim sesuatu ke masa lalu atau masa depan. (dari berbagai sumber)***

No comments:

Post a Comment