DESA Pagergunung, Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung sebagai salah satu sentra penghasil kopi, setiap harinya selalu memproduksi limbah kulit kopi yang tidak sedikit. Namun setelah Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Tengah berhasil mengolahnya menjadi pakan penggemuk domba atau kambing, kulit kopi justru banyak dicari peternak untuk pakan ruminansia tersebut.
Selama tiga bulan disosialisasikan dan diujicobakan di sana, menurut keterangan Kepala Peneliti Nutrisi BPTP Jateng Dr Susanto, didapat hasil penggemukan yang lebih besar dari biasanya.
"Hasil kajian sementara, pertambahan bobot badan kambing dengan menggunakan teknologi ini rata-rata 108 gram per hari. Sementara, pertambahan bobot normalnya hanya sekitar 70 gram per hari," katanya.
Formula pakan seimbang dengan limbah kopi untuk penggemukan ditentukan takarannya. Untuk 100 gram kulit kopi, dicampur gaplek (singkong kering) sebanyak 130 gram, rumput 2.000 gram, dan daun kacang-kacangan 450 gram.
Menurutnya, formula ini bisa diterapkan di berbagai daearah dengan komposisi yang sesuai dengan potensi daerah masing-masing. Misalnya Pagergunung yang memiliki potensi dalam pertanian kopi, yang dimanfaatkan adalah limbah kulit kopi. Sementara daerah lain seperti Magelang yang penghasil singkong, bisa memanfaatkan kulit singkong untuk menekan biaya.
"Dalam uji coba ini, kami menggunakan kambing lokal. Namun, hasilnya ternyata baik dibandingkan dengan pemberian pakan yang selama ini kami lakukan," ujar Mujiono (37), anggota Kelompok Tani Ngudi Rahardjo.
Di samping itu, formula pakan seimbang di atas selain meringankan biaya juga menghemat tempat. Sebab, peternak tak lagi membutuhkan rumput dalam jumlah banyak yang penyimpanannya memakan tempat.
"Yang pasti, biaya serta tenaga untuk formula pakan seimbang ini lebih kecil. Sementara itu, hasil penggemukan terhadap kambing labih banyak tanpa ada risiko yang berarti," ungkap Surahmin (48), Ketua Klomtan Mantap Tani Desa Soborejo (DS/suaramerdeka.com)***
cool blog
ReplyDelete