Thursday 30 October 2008

Perang Ponsel Kamera 5 Mpix


BILA anda ingin menjadi fotografer profesional atau sekadar hobi jepret sana jepret sini, kini tak perlu lagi menenteng seabreg peralatan fotografi yang membebani mobilitas anda. Sekarang cukup menggenggam sebuah ponsel, karena saat ini banyak ponsel sudah dilengkapi kamera profesional. Jadi jangan lagi takut kehilangan momen berharga atau hasil jepretan tidak layak cetak.

Pada mulanya fitur kamera di ponsel hanya untuk memikat konsumen, sehingga rata-rata resolusinya masih rendah setingkat VGA, 2 atau 3 megapiksel (Mpix). Namun kini dengan meningkatnya kebutuhan akan kepraktisan pemakaian dengan tidak mengabaikan kualitas, fitur penangkap gambar ini terus dikembangkan dengan lebih serius, dengan dukungan resolusi yang jauh lebih besar dan jenis lensa optik yang lebih mutakhir.

Lensa-lensa kamera profesional semacam Carl Zeiss dan Schneider Kreuznach kini sudah biasa bercokol di ponsel-ponsel kelas high end, didukung dengan memori yang besar, fasilitas olah gambar, serta kemampuan autofocus, mode makro dan fitur fotografi profesional lainnya.

Dari pengamatan penulis, paling tidak ada enam vendor di dalam negeri yang serius mengusung ponsel dengan fasilitas kamera resolusi tinggi, khususnya di kategori 5 megapiksel. Para pemain di kelas ini di antaranya Nokia, Sony-Ericsson, LG, Samsung, Motorola, dan Virtu V, yang terakhir ini bahkan berani menyentuh angka 8 megapiksel. Keenam vendor inilah yang mulai membuka medan perang 5 Mpix di awal tahun 2008.

Pabrikan besar asal Finlandia, Nokia, memulai debut ponsel 5 Mpix-nya dengan meluncurkan Nokia N95 dan N82. Sony-Ericsson dengan teknologi Cybershot-nya menjajal ponsel kamera 5 Mpix pada seri K850i, C902i, dan W902. Samsung menjagokan SGH F490, SGH G600, dan G600i, bahkan merilis SGH 800 yang memiliki resolusi 10 Mpix. Sementara LG yang mulai naik daun mengandalkan KG920 dan yang terbaru KU990 Viewty yang cukup ciamik. Motorola cukup mengandalkan Motozine ZN5 di kelas 5 Mpix ini.

N82 bukanlah ponsel pertama Nokia yang mengusung kamera 5 Mpix, sebelumnya ada N95 yang tidak dikhususkan untuk ponsel kamera tapi lebih fokus sebagai ponsel multimedia. N82 memang serius pada sisi kameranya, itu terlihat dari tombol-tombol yang diperuntukkan untuk kenyamanan berfoto ria dibanding bertelepon atau SMS. Dengan mode lanscape (mendatar) tombol-tombol begitu mudah dijangkau.

Nokia N82 mengandalkan lensa kamera optik Carl Zeiss Vario Tessar 5MPx, yang dilengkapi lampu kilat Xenon serta fitur autofocus. Di menu kameranya disediakan pengaturan secara manual atau otomatis, seperti ISO dan white balance. Pengambilan gambar dilakukan dengan memposisikan N82 secara horisontal yang akan memaksimalkan bidang objek yang akan ditangkap.

Respon kamera N82 lebih cepat dan lebih baik dari pendahulunya N95. Saat tombol shot ditekan setengah, fungsi autofocus akan langsung bekerja menyesuaikan fokus lensa, ketika ditekan penuh kamera dengan cepat menangkap gambar dan menampilkannya.

Secara umum hasil foto mirip dengan N95, namun kualitasnya lebih baik, dalam keadaan minim cahaya lampu flash Xenon terbukti ampuh meningkatkan kualitas foto. Dengan kilatan cahaya yang menyebar, detail keseluruhan warna foto tampak berimbang.

Saingan terdekat dari N82 adalah Sony-Ericsson K850i, kedua ponsel candybar ini sama-sama memiliki resolusi 5 Mpix, lampu kilat xenon, dan fitur autofocus. Namun ponsel Cybershot ini memiliki menu kamera yang terbilang sangat lengkap. Mulai dari mode pengambilan, ukuran gambar, fokus, lampu kilat, white balance, hingga pengaturan ISO. Teristimewa juga dilengkapi efek-efek, timer, dan pengaturan Multi Menu (fitur pembagian layar yang biasa ada pada Sony digicam). Selain itu, K850i juga dilengkapi dengan aplikasi Photo Fix untuk mempercantik hasil jepretan kamera secara langsung setelah mengambil gambar.

Sayangnya gambar hasil jepretan K850i ini masih kalah dibandingkan dengan N82. hasil foto lebih gelap dan kurang tajam apalagi bila digunakan di dalam ruangan dengan cahaya minim.

Samsung tak mau ketinggalan di kategori 5 MPx ini. SGH-G600 menjadi andalannya. Dari segi desain Samsung memang jagonya, tak terkecuali dengan SGH G-600 ini, mungkin inilah ponsel kamera yang paling cantik dan kompak. Kemampuan kamera pada ponsel slider ini juga tak perlu diragukan. Hasil jepretan foto mampu menampilkan detail objek dengan baik, lebih-lebih didukung lampu flash yang cukup besar. Dilengkapi sensor kamera yang cukup responsif terhadap cahaya, sehingga tidak perlu repot mengatur white balance, cukup set ke otomatis dan biarkan sensor kamera yang bekerja.

Sayangnya ponsel ini memiliki kekurangan dalam menggunakan fitur kameranya. Antarmuka (user interface) kamera G600 aktif bila kamera dalam posisi lanscape, hal ini cukup menyulitkan, karena kamera harus dibuka sehingga ukurannya jadi lebih panjang, dan tidak nyaman untuk digunakan, apalagi dengan satu tangan.

Bagaimana dengan vendor LG? Pabrikan asal Korea ini baru-baru ini memperkenalkan LG KU990 Viewty yang sosoknya memang lebih mirip kamera digital stand alone daripada sebuah ponsel. Mungkin inilah ponsel yang paling mendekati sosok kamera digital, itu karena proporsi yang baik antara frame lensa dan lebar ponsel, berdampingan dengan lampu blitz serta pengatur autofocus.

Ponsel layar sentuh ini tidak hanya mengandalkan bentuk belakang yang mirip kamera digital, dibenamkannya pula banyak fitur untuk mendukung fungsionalitas kameranya, selain lensa LG Viewty yang dipesan khusus dari Schneider-Kreuznach, kamera 5 Mpix LG juga dipersenjatai lampu kilat berkualitas, manual dan autofokus, image stabilizer, ISO800, SmartLight, dan pendeteksi wajah.
Bagaimana dengan Motorola, vendor asal Amrik ini tak tanggung-tanggung untuk bertarung di ponsel kamera 5 Mpix-nya dengan menggandeng perusahaan Kodak yang sudah mumpuni dalam hal fotografi. Berbekal teknologi Kodak Perfect Touch, Motorola meluncurkan Motozine ZN5, dijamin hasil jepretan ponsel ini menghasilkan kualitas gambar jernih, dengan format RAW atau TIFF.

Beragam kemampuan bak kamera saku digital pun dibenamkan ke dalam ZN5 ini, seperti autofocus, multishot mode, digital viewfinder termasuk lampu kilat xenon. Hasil jepretan ZN5 bisa langsung di-share ke internet (Kodak Gallery dan ShoZu) dengan software Kodak EasyShare. Juga bisa langsung dicetak lewat Kodak Picture Kiosks atau Kodak All-in-One inkjet printers, yang dikoneksikan dengan Bluetooth. (Didin Rosidin/dari berbagai sumber)***

Foto: Flickr

No comments:

Post a Comment