Sunday 13 July 2008

Legenda Anggur di Bordeaux

BUAH apa yang paling banyak dibudidayakan di dunia? Ternyata anggur menduduki peringkat pertama yang paling luas dibudidayakan di seluruh dunia, kebun anggur di seluruh dunia mencakup area sekitar 10 juta hektar dengan 8.000 varietas. Anggur telah dibudidayakan ribuan tahun sebelum Masehi, bangsa Mesir kuno telah merintis pembuatan minuman dari anggur ini, dan bangsa Yunani awal menjadikannya sebagai komoditi ekspor penting.

Vitis vinifera ini tumbuh baik mulai dari iklim sedang hingga daerah tropis, tetapi kebanyakan anggur ditanam di area dengan iklim sedang. Budidaya dengan konsentrasi tinggi ada di Eropa, namun juga sukses dikebunkan di Australia, Afrika Selatan, Amerika Selatan dan, Kalifornia (AS).

Prancis memiliki ribuan kebun anggur dengan kualitas terbaik di dunia. Ada sekitar 362 'appellation' atau jenis wine Prancis di sana. Setiap appellation bisa mencakup ratusan kebun anggur. Kebun anggur terluas terbentang di sekitar Bordeaux dengan anggur terkenalnya, Cabernet Sauvignon selain juga di kawasan Burgundy, Rhone, dan Champagne. Namun dalam hal metode viticulture Kalifornia-lah yang paling maju di dunia. Produksinya terus meningkat, menyaingi anggur klasik dari Eropa.

Dari dulu Bordeaux menjadi legendanya anggur, bisa dikatakan fanatik. Ada 13.000 petani anggur di Bordeaux, kebanyakan anggur yang tumbuh di sana khusus untuk membuat minuman anggur atau wine. Yang terkenal di antaranya Cabernet Sauvignon (anggur “bangsawan”) dan Cabernet Franc, juga Merlot. Merlot paling banyak ditanam di Bordeaux, dalam 120.000 hektar kebun anggur (vineyard) 50% adalah jenis Merlot.

Merlot adalah anggur yang rapuh, sensitif terhadap kekeringan. Merlot memperkaya warna wine, ia lembut dan cepat matang. Dengan aroma kismis dan blackberry.

Di musim semi dan musim panas, para petani memberi naungan pada tanaman anggur. Mereka menjaga daun-daun kecil dan tidak rimbun memungkinkan cahaya matahari mencapai buah anggur, selain memudahkan mengontrol hama dan penyakit tanaman seperti phylloxera.
Ketika musim panen tiba. Mereka biasanya melakukan dengan tangan, walaupun saat ini kebanyakan kebun anggur di sana menggunakan mesin-mesin untuk panen.

Kualitas yang rendah dari tanah di sekitar kota Bordeaux malahan menjadi faktor terkenalnya wine di sana. Selain iklim, usia wine dan metode pemanenan pun menentukan. Tapi yang paling menentukan adalah kualitas anggurnya. Lamanya paparan sinar matahari, awan, hujan, angin dan kelembaban juga berpengaruh pada anggur.

Tak ada aturan yang pasti, setiap faktor pada kebun anggur harus hadir pada saat yang baik. Jika hujan terlalu dini atau telat, misalnya, kualitas anggur akan berkurang. Petani di sana tahu betul, tidak mungkin memproduksi wine kualitas baik dari anggur yang jelek, tetapi mungkin membuat wine jelek dari anggur kualitas baik.

Misteri anggur Bordeaux, kini menjadi ladang bisnis menggiurkan, banyak biro perjalanan atau organisasi di sana menawarkan wisata anggur ke sana. Para wisatawan akan dibawa ke Chateaux (pabrik pembuatan dan penyimpanan wine), misalnya ke Medoc yang terkenal sebagai chateaux penghasil wine di dunia. Selain “grape walk” memetik anggur segar, mereka juga dibawa ke ruang penyimpanan tong anggur dan ke ruang mencicipi rasa anggur. Mereka akan menjelaskan bagaimana anggur dipanen, bagaimana menyimpan anggur dan bagaimana cara membotol wine. Tak terlewatkan untuk mencicipi minuman anggur berumur tahunan.

Selain secara tradisional, kini para pekebun di sana sadar betul bahwa "great wines need great technology". Untuk meningkatkan produksi, efisiensi serta menjaga mutu, berbagai inovasi pun mereka diterapkan, misalnya dalam penanaman bibit mereka telah menggunakan mesin yang dikendalikan satelit, metode GPS ini terbukti menyederhanakan pekerjaan penanaman, selain itu juga dilakukan mekanisasi dalam panen raya. Dengan cara mekanis keuntungan semakin meningkat, bisa mengatur waktu panen, pemasakan buah, dan meningkatkan kualitas buah dan secara akurat dapat memperkirakan hasil.

Anggur adalah tanaman dengan berbagai kegunaan. Selain buahnya difermentasi menjadi wine dan brandy, juga dimakan segar. Buah ini bisa dikeringkan menjadi raisin. Ada juga jus nonfermentasi, anggur kalengan, jam dan jeli anggur. Bahkan untuk menanggulangi menurunnya penjualan, overproduksi dan kompetisi di luar negeri, mereka membuatnya sebagai bahan bakar.

Para motoris di Prancis membuat bahan bakar dari anggur sebagai outlet baru untuk menanggulangi menurunnya penjualan, overproduksi dan kompetisi dengan luar negeri.

Dengan produksi sebanyak 5,8 miliar liter (2004), Prancis menjadi penghasil wine terbesar di dunia. Praktis 200.000 ton etanol per tahun dihasilkan negeri ini. Tak ayal terjadi surplus 400 juta liter per tahun, artinya 40 juta liter alkohol berpotensi digunakan sebagai biofuel. (Dede Suhaya/dari berbagai sumber)***



No comments:

Post a Comment